Halaman
91
Komunikasi Massa
i
Komunikasi Massa
Komunikasi Massa
19
Pernahkah Anda membaca sebuah wacana tentang komunikasi
masa? Wacana seperti itu biasanya memaparkan keadaan masyarakat
atau hal-hal yang berhubungan dengan masyarakat. Agar Anda
mendapatkan informasi dari sebuah wacana maka Anda harus
membacanya secara ekstensif. Hasil dari membaca tersebut dapat
Anda jadikan sumber untuk bertanya atau menanggapi sesuatu dalam
diskusi. Tidak hanya itu, Anda pun dapat menjadikannya sebagai
bahan karya ilmiah.
7
7
S
u
m
b
e
r
:
C
a
p
i
t
a
l
,
1
2
N
o
v
e
m
b
e
r
2
0
0
1
91
91
Pelajaran
Pelajaran
Alokasi waktu: 16 jam pelajaran
Peta
Peta
Konsep
Konsep
terdiri atas
melalui
proses
melalui
proses
melalui
proses
melalui
proses
mencatat pokok berita
Membaca ekstensif
Menyampaikan
pertanyaan dan
tanggapan
Menulis karya
ilmiah
Menganalisis kata
berkonfi ks
• mencatat hasil
pembicaraan
• mengajukan
pertanyaan dan
kritikan
• menyusun
kerangka karya
tulis
• mengembangkan
kerangka
• menyunting karya
tulis kritikan
• mengidentifi kasi
ide pokok
• mengidentifi kasi
fakta dan
pendapat
• menuliskan
kembali isi bacaan
Kegiatan
Berbahasa
• mengidentifi kasi
kata berkonfi ks
92
92
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Membaca sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dari
hasil membaca diharapkan pengetahuan Anda bertambah.
Gagasan
pokok dari sebuah bacaan biasanya dijadikan sebuah tema atau
topik dalam bacaan. Dari kegiatan membaca ini, pengetahuan
Anda akan semakin luas. Dengan demikian, Anda dapat berbagi
ilmu pengetahuan dengan teman Anda. Caranya, yaitu dengan
berbagi cerita atau mencerita kan kembali pengetahuan yang
didapatkan dari kegiatan mem baca tersebut.
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca pemahaman
yang menggunakan indra penglihatan dan pikiran. Mi salnya, saat
sedang membaca majalah atau surat kabar, kita pasti berusaha
memahami isi bacaan secara serius. Membaca dalam hati umum-
nya tidak banyak pergerakan anggota tubuh kecuali gerakan mata
yang mengikuti alur baris teks bacaan. Sedikitnya, gerakan tubuh
merupakan penanda keterampilan membaca. Semakin tinggi
tingkat keterampilan membaca, akan semakin sedikit gerakan
anggota tubuh terutama gerakan bibir. Masalah penting dalam
kegiatan membaca dalam hati adalah pemahaman isi bacaan yang
menambah kebermaknaan sebuah kegiatan membaca.
Sebagai bahan latihan, bacalah kutipan bacaan berikut dengan
memerhatikan gagasan pokok secara teliti.
Masyarakat Desa Jahim Kec. Cingambul
Kab. Majalengka punya kegiatan unik. Setiap hari
Minggu, mereka ramai-ramai memburu monyet
liar di ka
wasan hutan Butahejo. Monyet hasil
buruannya ada yang langsung dijual, dikembang-
biakkan, ada pula yang sengaja dilatih untuk
dimanfaatkan pengusaha doger monyet atau
sarana hiburan sirkus.
Monyet liar sengaja diburu karena sering
mengganggu tanaman petani. Apalagi jika
sedang panen palawija, petani sering dirugikan
karena hasil tanamannya ludes dicuri monyet
liar itu.
Jika tanaman terancam kekeringan, se-
jumlah monyet liar sering menjarah rumah
penduduk. Akibatnya, masyarakat resah karena
sejumlah bahan makanan yang ada di rumah-
rumah penduduk ludes dicuri pasukan monyet
liar yang turun dari hutan jati itu. Bahaya
nya
lagi jika dicegah, monyet melawan sehingga
tidak sedikit warga terkena korban luka.
Cara yang baik untuk mencegah ancaman
monyet dilakukan warga dengan beramai-
ramai memburu monyet di hutan. Caranya
dengan melakukan pengejaran monyet-monyet
liar yang sedang bergelantungan di pohon.
Sambil ditabuhi suara kaleng bekas dan
diancam dengan teriakan pemburu, monyet liar
itu berlarian ketakutan. Jika sudah kecapaian,
monyet yang diburu itu tidak mampu melawan.
Para pemburu langsung menangkap dengan
menggunakan alat jala ikan, kap.
Sumber
: Majalah
Orbit
No. 7 Thn. IV, Juli 2002, hlm. 15
Memburu Monyet
di Hutan Butahejo Majalengka
A
Membaca Ekstensif
Membaca Ekstensif
Tujuan Belajar
Anda diharapkan dapat:
• mengidentifi kasi ide
pokok tiap paragraf;
• membedakan fakta
dan pendapat dalam
bacaan;
• menuliskan kembali
isi bacaan secara
ringkas.
93
93
Komunikasi Massa
Setiap hal atau peristiwa dapat menjadi bahan menarik untuk
didiskusikan, dengan catatan bahan memadai, aktual, memberi
wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat, dan pembicaranya
menguasai bahan tersebut. Misalnya, masalah pengelolaan tempat
wisata. Hal itu nantinya berkaitan dengan sikap dan kebijakan
pemerintah, lingkungan hidup, dan kesejah
teraan penduduk di
sekitar objek wisata.
Berikut ini sebuah bahan diskusi yang dikemukakan oleh
pembicara.
Menyampaikan Pertanyaan
Menyampaikan Pertanyaan
atau
atau
Tanggapan
Tanggapan
B
1. Tentukanlah tema bacaan tersebut.
2. Carilah bacaan lain yang temanya sama.
3. Temukan gambaran umum dari teks-teks tersebut.
4. Ceritakanlah kembali teks-teks tersebut.
5. Diskusikanlah hasilnya bersama teman-teman lain. Kemudian,
simpulkan hasil diskusi tersebut.
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
Tujuan Belajar
Anda diharapkan dapat:
• mencatat hasil
pembicaraan;
• mengemukakan
pertanyaan dan
tanggapan yang
mendukung bahan
diskusi;
• menanggapi kritikan
terhadap bahan
diskusi beserta
alasannya.
Pantai Tirtamaya yang merupakan
satu-satunya objek wisata di Kabupaten
Indramayu diperkirakan akan hilang jika
abrasi yang menimpa kawasan itu tidak
segera ditang
gulangi. Bangunan-bangunan
fasilitas objek wisata pantai banyak yang
hancur akibat tergerus abrasi.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata Republik Indonesia, Ir. Jero
Wacik.S.E.,
mengatakan bahwa potensi
pari
wisata di Indonesia masih terbuka
lebar. Dari 220 juta pe
nduduk Indonesia,
160 juta di antaranya sudah pernah
melakukan kunjungan ke daerah lainnya.
Sementara, 60 juta penduduk sisanya, sama
sekali belum pernah melakukan perjalanan.
Sungguh sayang rasanya apabila sebagai
penduduk negeri ini kita tidak memahami
sudut-sudut negeri yang cantik jelita ini.
Sayangnya, menurut saya, pernyataan
pemerintah pusat itu tidak gayung ber-
sambut dengan pemerintah daerah yang
memiliki potensi wisata. Peristiwa Pantai
Tirtamaya di Indramayu merupakan salah
satu bukti bahwa pemerintah daerah
mengabaikan usaha pemeliharaan dan
pengelolaan tempat wisata. Masyarakat
tentu tidak ingin berwisata ke tempat yang
keindahannya sudah rusak. Selain itu, konon,
keindahan Taman Laut Bunaken di Manado
juga terancam rusak.
Sumber
: Harian
Kompas
, 5 April 2004, hlm. 18
dengan pengubahan
94
94
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Saya tidak setuju dengan hal yang dikemukakan Saudara
bahwa masalah pengelolaan tempat wisata tidak terlalu penting
bagi kita. Menurut saya, justru kita harus belajar memikirkan
banyak hal lain di luar pendidikan. Lagipula, penge lolaan
bidang apa pun tentunya dilakukan orang-orang terdidik.
1. Dua orang teman Anda akan menjadi pembicara yang akan
mengemu kakan pentingnya siswa melakukan karyawisata.
2. Ajukan pertanyaan terhadap hal yang kurang jelas.
3. Kemukakan tanggapan Anda bahwa Anda mendukung pe-
lak
sanaan acara tersebut. Tanggapilah kritikan dari teman-
teman Anda yang lain yang tidak setuju kalau karyawisata
dilakukan di tempat-tempat wisata pertanian dan perkebunan.
Kemukakan alasan-alasan Anda.
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
Atas pembicaraan tersebut, Anda dapat mengajukan pertanyaan
tentang salah satu isi pembicaraan. Perhatikan contoh berikut.
Informasi tadi menyebutkan bahwa Pantai Tirtamaya
rusak karena abrasi. Anda sendiri berpendapat bahwa hal
itu berkaitan dengan ketidakpedulian pemerintah terhadap
pengelolaan tempat wisata. Abrasi merupakan peristiwa alam
yang alamiah. Jika hal ini bisa ditanggulangi, seperti apa
konkret nya pengelolaan yang harus dilakukan pemerintah?
Jika Anda menyatakan dukungan terhadap wacana yang
didiskusikan, Anda dapat mengemukakan hal tersebut seperti
berikut ini.
Jika peserta lain ada yang mengkritik bahan diskusi tersebut
dan Anda ingin menanggapinya maka Anda dapat mengatakan:
Saya sangat menghargai apa yang dikemukakan oleh
Saudara pembicara, sebab walau bagaimanapun kita harus
kritis terhadap segala kebijakan pemerintah dan sikap moral
masyarakat yang berkaitan dengan pengelolaan tempat
wisata.
Perlu diperhatikan sekali lagi bahwa apa pun yang hendak
Anda kemukakan, tetaplah dengan memerhatikan aturan dan etika
diskusi.
95
95
Komunikasi Massa
Dalam Pelajaran sebelumnya, Anda sudah belajar membuat
karangan eksposisi. Karangan eksposisi harus didasarkan pada
data-data yang akurat dan jelas. Dalam Pelajaran ini, Anda juga
akan berlatih menggunakan data-data yang akurat dan jelas
sebagai landasan menulis karya ilmiah berupa makalah. Makalah
dapat ditulis sebagai hasil studi lapangan (riset) ataupun hasil
studi kepustakaan. Sumber bacaan, buku-buku yang menjadi
acuan makalah atau buku sumber ditulis dalam suatu daftar yang
lazim disebut daftar pustaka atau bibliografi
.
Penyusunan makalah meliputi:
1. judul makalah,
5. kesimpulan dan saran,
2. pendahuluan, 6. penutup, dan
3. permasalahan, 7. daftar pustaka.
4. pembahasan,
Misalnya, kita akan membuat makalah dengan topik penyakit
TB (
Tubercolosis
). Kita dapat mendaftar hal-hal yang akan
ditulis
kan. Namun sebelumnya, kita perlu membidik dengan lebih
menge
rucut lagi, misalnya pendeteksian penyakit TB Dengan
demikian, kita akan menuliskan hal-hal yang akan dituliskan
sebagai berikut.
1. Penyakt TB
2. Penularan penyakit TB dan gejalanya
3. Pemeriksaan yang harus dilakukan untuk mendeteksi
penyakit TB
4. Upaya pengobatan penyakit TB
5. Pencegahan penularan penyakit TB.
Berdasarkan catatan tersebut, Anda dapat membuat kerangka
karangan, yakni:
I. Defi
nisi TB
– Kasus TB
– Pengertian TB
II. Penularan TB
–
Cara penularan TB pada anak dan dewasa
– Teknologi
– Kebudayaan
III. Pemeriksaan
–
Pemeriksaan uji tuberkolin
–
Pemeriksaan foto rontgen
– pemeriksaan patologi
Anda diharapkan dapat:
• mendaftar hal-hal
yang perlu ditulis
berdasarkan topik yang
dipilih;
• menentukan
gagasan yang akan
dikembangkan dalam
karya tulis,
• menyusun kerangka
karya tulis;
• mengembangkan
kerangka menjadi karya
tulis dengan dilengkapi
daftar pustaka dan
catatan kaki sesuai
dengan pedoman;
• menyunting karya tulis
sendiri atau karya
teman Anda.
Tujuan Belajar
C
Menulis Karya Ilmiah
Menulis Karya Ilmiah
96
96
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Suatu hari ada seorang ibu membawa
anaknya yang batuk sudah 3 bulan. Selama
itu sang anak minum obat yang diresepkan
dokter maupun obat bebas. Namun, batuk tak
kunjung reda dan anak tampak semakin kurus.
Setelah berganti-ganti dokter dan obat, sampai
dilakukan foto toraks dan pemeriksaan uji
tuberkulin, tegaklah diagnosis TB (tuberkulosis)
paru.
Kasus seperti itu sering ditemukan. Keja-
dian penyakit TB di Indonesia tinggi. Indonesia
menduduki tempat ketiga di dunia dalam jumlah
penderita TB.
TB merupakan penyakit yang bisa me-
nyebar ke berbagai organ tubuh seperti paru
paru
(yang paling sering), kelenjar, kulit, selaput otak,
tulang, sendi, dll. Tuberkulosis ini adalah penyakit
infeksi yang disebabkan bakteri
Mydoixiteriurn
tuberculosis
, Kuman ditularkan oleh penderita TB
aktif dewasa, artinya yang dahaknya mengandung
kumanTB, melalui percik an ludahnya. Sumber
penularan TB adalah orang dewasa; Bila daya
tahan tubuh anak I kurang baik dan kuman
yang masuk cukup banyak, proses di tubuhnya
untuk melawan masuknya kuman tidak berhasil,
timbulah panyakit TB. Namun, tidak semua orang
yang terinfeksi TB menjadi sakit, kira-kira 10%
saja anak menjadi sakit.
Berbeda dengan TB pada dewasa, pada
anak gejala TB sering kali tidak spesifi k,
tidak jelas, dan sangat bervariasi. Kalau pada
dewasa diagnosis mudah ditegakkan dengan
ditemukannya kuman TB pada pemeriksaan
dahak (sputum) tiga kali berturut-turut dalam
tiga hari. Pada anak biasanya sulit mendapatkan
dahak untuk pemeriksaan. Kalaupun ada dahak-
nya, jumlah kumannya sedikit. Oleh karena itu,
pada anak bila ada kecurigaan misalnya ada kontak
dengan dewasa yang sakit TB, ada saudaranya
yang sakit TB, atau batuk yang lebih dari tiga
minggu, harus dilakukan pemeriksaan lanjutan
untuk mencari kemungkinan penyakit TB.
Sering kali anak tidak batuk, batuk bukan
gejala utama, kerap kali justru hanya ada
gangguan pertumbuhan, berat badan tidak naik
atau menurun. Berat badan tidak naik meski
dengan penanganan gizi yang baik. Gejala yang
harus diperhatikan antara lain anak yang kurus
terutama berat badan tidak naik atau menurun,
demam lama atau berulang yang tidak jelas
sebabnya, pembesaran kelenjar getah bening
di permukaan, terutama di daerah leher,
batuk lama lebih dari tiga minggu, diare yang
menetap dengan pengobatan yang benar, atau
gejala lain akibat TB di luar paru misalnya sakit
tulang, pincang, atau kejang. Karena sulitnya
mendiagnosis penyakit TB, acap terjadi apa
yang disebut overdiagnosis (berlebihan, tidak
TB dikatakan TB) dan underdiagnosis (sakit TB,
tetapi tidak terdiagnosis). Ini akan merugikan
anak dan keluarganya.
Karena tidak jelasnya gejala TB pada
anak, dokter atau petugas kesehatan harus
"mencari" gejala yang menyokong untuk
diagnosis. Banyak anak yang didiagnosis TB
tanpa pemeriksaan yang lengkap, misal hanya
dari foto atau pemeriksaan darah (LED). Hal ini
kurang tepat, pemeriksaan hams lengkap mulai
riwayat sakit, mulainya keluhan, pemeriksaan
fi sik anak, foto rontgen paru, dan pemeriksaan
Penyakit TB Sulit Dideteksi
IV. Pengobatan
–
Penggunaan obat anti TB
–
Obat untuk anak-anak
– Kegagalan Pengobatan
IV. Pencegahan
–
Pencegahan kontak dengan penderita
–
Makan makanan bergizi
Setelah itu, Anda dapat mengembangkan kerangka karangan
tersebut menjadi sebuah makalah. Berikut kutipan makalah ber-
dasarkan kerangka tersebut.
97
97
Komunikasi Massa
penunjang yang tepat. Oleh karena sulitnya
dan tidak pastinya, untuk dapat menegakkan
diagnosis dibuatiah kriteria diagnosis yang
terdiri dari 7 parameter yaitu adanya kontak
dengan penderita TB dewasa, uji tuberkulin,
keradaan gizi/berat badan, demam, batuk,
pembesaran kelenjar, pembengkakan tulang/
sendi, dan foto rontgen paru. Masing-masing
parameter diberi angka/skor. Jika sama atau
lebih dari angka 6, diagnosis dapat ditegakkan.
Pemeriksaan penunjang apa yang harus
dilakukan? Yang terpenting adalah pemerik-
saan uji tuberkulin. Pemeriksaan ini merupa-
kan suatu keharusan jika akan mendiagnosis
TB anak secara akurat.
Sumber
:
Pikiran Rakyat
, 23 Maret 2008
Data-data yang digunakan dalam menulis karya tulis ilmiah
dapat diambil dari buku, surat kabar, majalah, dan sumber-sumber
lainnya. Data-data tersebut dapat berupa kutipan teori, penjelasan,
pendapat, tabel, diagram, atau bahkan gambar.
Sumber-sumber data yang dikutip itu harus dicantumkan karena
merupakan wujud penghargaan kita terhadap karya mereka. Selain
itu, hal tersebut merupakan ketentuan baku tentang perlindungan
hak atas hasil karya. Jika kita mengutipnya tanpa mencantumkan
sumbernya, kita dianggap telah melakukan pencurian atau
kejahatan intelektual. Apalagi dewasa ini hal tersebut telah
dilindungi secara formal dalam undang-undang, yakni Hak Atas
Kekayaan Intelektual.
Sumber-sumber data yang dikutip dapat kita tuliskan dalam
daftar pustaka dan catatan kaki.
1. Daftar Pustaka
Daftar pustaka dikenal juga sebagai
referensi
,
bibliografi
,
sum ber acuan
, atau
sumber rujukan
. Daftar pustaka adalah
susunan sumber informasi yang umumnya berasal dari sumber
tertulis be
rupa buku-buku, makalah, karangan di koran dan
majalah, dan sejenisnya. Semua sumber bacaan itu berhubungan
erat dengan karangan yang ditulis. Daftar pustaka ditempatkan
setelah isi karangan dan ditulis pada halaman tersendiri.
Ketentuan penulisannya sebagai berikut.
a. Buku
1) Jika penulisnya satu orang:
Nama penulis (jika nama pengarang dua kata atau lebih, pe -
nulisannya dibalik. Misalnya, Yo
gi Yogaswara menjadi:
Yogaswara, Yogi), tahun terbit, judul buku (huruf miring atau
digarisbawahi kata per kata), kota tempat penerbit, dan nama
penerbit.
Contoh:
Yogaswara, Yogi. 2000.
Teknik Menulis Cerita Anak
.
Bandung: CV Aneka.
2) Jika penulisnya dua orang:
Nama penulis pertama ditulis terbalik, yang kedua ditulis
normal.
98
98
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Contoh:
Ali, Lukman dan Achdiati Ikram. 1967.
Bahasa
Kesusastraan Sebagai Cermin Manusia Indonesia
.
Jakarta: Gunung Agung.
3) Jika penulisnya tiga orang atau lebih:
Nama penulis pertama ditulis terbalik, nama penulis be-
rikutnya ditulis dkk. (dan kawan-kawan).
Contoh:
Alieva, N. F. dkk. 1991.
Bahasa Indonesia: Deskripsi dan
Teori
. Yogyakarta: Kanisius.
4) Jika tahun terbit tidak dicantumkan:
Tahun terbitnya diganti dengan tulisan tanpa tahun.
Contoh:
Maulana, Dodi. Tanpa tahun.
Beternak Unggas
. Bandung:
CV Permata.
b. Koran
1) Jika berupa berita:
Urutannya, yaitu nama koran (dicetak miring) dan pe-
nanggalan.
Contoh:
Kompas
(harian). Jakarta, 20 Februari 2005.
Kedaulatan Rakyat
(harian). Yogyakarta, 15 Maret 2005.
2) Jika berupa artikel:
Urutannya, yaitu: nama penulis (seperti pada buku), tahun
terbit, judul artikel (diapit tanda petik dua), nama koran.
Contoh:
Saptaatmaja, Tom S. 2005.
"Imlek, Momentum Untuk
Rekonsiliasi."
Koran Tempo.
c. Majalah
Sama dengan koran, hanya di belakang nama majalah di-
tambahkan nomor edisi.
Contoh:
Kleden, Ignas. 2005.
"Politik Perubahan tanpa Perubahan
Politik."
Tempo No. 50 tahun XXXIII.
d. Lembaran kerja dari lembaga tertentu
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
. 1990.
Pedoman Surat Dinas. Jakarta: P3B.
Departemen Pendidikan Nasionl. 2003. Kurikulum 2004:
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Ibtidaiyah
.
Jakarta.
e. Makalah yang tidak diterbitkan
Setelah kota tempat penulisan tidak terdapat nama penerbit.
Contoh:
M.I. Sulaeman. (1985).
Pendekatan Feno menologis
Situasi Kehidupan dan Pendidikan dalam Keluarga dan
Sekolah. Disertasi Doktor FPS
, IKIP Bandung: Tidak
diterbitkan.
2. Catatan Kaki
Tujuan penulisan catatan kaki adalah untuk menyusun
pembuktian (sumber tulisan), menyatakan utang budi (kepada
Mengenal
Mengenal
Lebih Dekat
Lebih Dekat
Makalah
merupakan salah
satu karya tulis yang
membahas suatu
persoalan yang berupa
pendapat, gagasan, atau
penjelasan. Makalah
biasanya merupakan
kertas kerja yang
disampaikan dalam
rapat, diskusi panel,
seminar, simposium,
dan sebagainya. Sumber
ide suatu makalah
dapat diambil dari
fakta, pendapat, buku-
buku, atau bacaan-
bacaan lain yang dapat
dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Sumber
:
Pedoman dan Petunjuk
Praktis Karya Tulis
, 2004.
99
99
Komunikasi Massa
pengarang yang dikutip pendapatnya), menyampaikan kete
rangan
tambahan, memperkuat uraian (intisari, keterangan insidental
materi penjelas yang kurang penting, perbaikan, dan pandangan
yang bertentangan), dan merujuk bagian lain teks (uraian pada
halaman lain, sebelum atau sesudahnya).
Teknik pembuatan catatan kaki:
a. Catatan kaki tidak boleh melebihi 3 cm dari margin
bawah;
b. Catatan kaki dibuat sesudah baris terakhir teks, dalam
jarak 3 spasi dibuat garis mulai dari margin kiri sepanjang
15 ketikan huruf pika atau dibuat garis mulai dari margin
kiri sepanjang 15 ketikan huruf pika atau 18 ketikan
huruf elite;
c. Catatan kaki dua spasi di bawah garis terakhir teks. Teks
catatan kaki ditulis setengah spasi ke bawah setelah
nomor penunjuk (setengah spasi ke bawah) dari nomor
penunjuk;
d. Jarak antarbaris dalam catatan kaki menggunakan spasi
rapat, sedangkan jarak antarcatatan kaki (jika lebih dari
satu catatan) menggunakan dua spasi;
e. Setiap baris catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri
atau sejajar.
Perhatikan wacana berikut.
Cyberspace
1)
adalah "ruang halusinasi"
yang tercipta dari data di dalam komputer-
komputer yang saling tersambung di dalam
sebuah jaringan. Ia adalah "... sebuah dunia yang
diciptakan tidak aktual, tetapi mendekati dunia
nyata". Penger tian "ruang" (
space
), di dalam
cyberspace
bukanlah ruang yang terbentuk oleh
substansi atau partikel mengikuti hukum fi sika
Newton atau geometri Euclides, melainkan
data
space
, yang dibentuk oleh
bits
atau
bytes
,
yang terbebas dari hukum fi sika tersebut.
Di dalam
cyberspace
, hukum fi sika bekerja
dengan cara yang berbeda: tanpa gesekan (
zero
friction
), gravitasi ekstra (
extra-gravitation
), dan
geo
metri non-Euclidean, yang semuanya dapat
menghasil
kan berbagai skenario kehidupan
virtual yang sangat menjanjikan.
1. Istilah cyberspace kali pertama diperkenal
kan
oleh William Gibson dalam novel
Science Fiction-
nya Neuromancer
(1983, sebelum kita mengenal
apa yang disebut ‘internet’. Lihat William Gibson,
Neuro man
cer (Berkeley Publicatioan Group.
1984)
Sumber:
Jurnal Perempuan
No. 18, 2001
Tugas
Tugas
Kelompok
Kelompok
1. Tentukanlah sebuah topik sebagai bahan untuk menulis
makalah.
2. Lakukanlah penelitian lapangan dan studi kepustakaan untuk
mengumpulkan bahan-bahannya.
3. Daftarkanlah hal-hal yang akan menjadi bahan-bahan
makalah berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan studi
100
100
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
1. Menyatakan tempat
Contoh :
- Percetakan milik Husein maju pesat
- Nelayan menjual ikan ke pelelangan
2. Menyatakan hasil perbuatan
Contoh:
- Cepat atau lambat pemalsuan uang itu akan terbongkar
- Perlebaran jalan membuat transportasi lancar
Pada pembelajaran sebelumnya Anda telah belajar mengiden-
tifi kasi kata berawalan dan kata berakhiran yang terdapat dalam
teks. kali ini Anda akan belajar mengenai konfi
ks. Konfi ks adalah
imbuhan yang secara gramatikal melekat di dua tempat. Afi
ks
tunggal yang terjadi dari dua bagian yang terpisah, misalnya ke-
an dalam kata-kata:
Fungsi imbuhan ke-an sebagai pembentuk kata benda. Arti
imbuhan pada kata kehujanan menyatakan dalam keadaan. Arti
imbuhan dari kata kepandaian menyatakan dikenai sifat. Dan arti
imbuhan dari kata kepemimpinan menyatakan hasil.
kehujanan kepandaian kepemimpinan
Perhatikan kata-kata berikut.
persatuan pekuburan perbedaan
Fungsi imbuhan
per-an
dan
pen-an
sebagai pembentuk kata
benda, baik kata benda konkret maupun kata benda abstrak.
Contoh imbuhan
per-an
dan
pen-an
yang membentuk kata benda
konkret misalnya persatuan, pekuburan, perjanjian, perbedaan.
Arti yang terkandung dalam imbuhan per-an dan pen-an pada
umumnya sama, seperti halnya fungsinya, antara lain maknanya
adalah sebagai berikut.
Menganalisis Kata Berkonfi
ks
Menganalisis Kata Berkonfi
ks
D
kepustakaan yang Anda lakukan itu. Kemudian susunlah
daftar tersebut menjadi sebuah kerangka.
5. Kembangkanlah kerangka tersebut menjadi sebuah makalah
dan jangan lupa untuk mencantumkan daftar pustaka dan
catatan kaki.
Tujuan Belajar
Anda diharapkan dapat:
• menganalisis kata
berkonfi ks dalam
teks.
101
101
Komunikasi Massa
1. Bacalah kembali teks bacaan pada Pelajaran 1 bagian A.
2. Carilah kata-kata berkonfi ks dalam wacana tersebut.
3. Tentukanlah makna kata berkonfi
ks yang Anda temukan dalam
teks bacaan tersebut.
4. Susunlah sebuah paragraf dengan menggunakan kata berkonfi
ks
tersebut.
5. Tukarkan hasil pekerjaan Anda dengan pekerjaan teman
Anda untuk menyunting ketepatan penggunaan makna kata
berkonfi
ks.
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
Tugas
Tugas
Kelompok
Kelompok
1. Carilah teks bacaan bertema komunitas massa, kemudian
temukan kata-kata berkonfi ks dalam wacana tersebut.
2
Tentukanlah makna kata berkonfi
ks tersebut.
3. Susunlah sebuah paragraf dengan menggunakan kata
berkonfi
ks tersebut. Kemudian, laporkan hasilnya kepada
guru untuk dikoreksi ketepatannya.
3. Menyatakan hal perbuatan
Contoh:
- Indonesia dan mesir mengadakan pertukaran pelajar
- Keberhasilan pelajaran ditentukan oleh berbagai faktor
4. Menyatakan
yang di ...
Contoh kalimat:
- Perasaan sedih itu sukar dilupakannya
- Dewasa ini persoalan di kota besar semakin rumit
• Karya ilmiah adalah salah satu karya tulis mengenai
sebuah informasi, gagasan atau pendapat yang disajikan
secara akurat dan lengkap.
• Dalam mengemukakan tanggapan atau pertanyaan,
seseorang harus mengetahui etika/tata cara.
• Konfi
ks adalah imbuhan yang melekat di dua tempat.
Contoh jenis-jenis konfi ks antara lain : ke-an, per-an dan
pen-an.
Intisari
Intisari
Pelajaran 7
Pelajaran 7
102
102
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
1. Buatlah daftar pertanyaan untuk sebuah wawancara dengan
narasumber kepala sekolah.
2. Bacalah sebuah pernyataan berikut.
Latihan Pemahaman
Latihan Pemahaman
Pelajaran 7
Pelajaran 7
4. Tentukan konfi
ks yang ada dalam pernyataan soal no. 1.
Memberi maaf sama artinya dengan kesembuhan dari luka
hati. Sebab, me maaf kan orang yang bersalah, bukan per soalan
ringan. Apalagi kalau kemudian kita menilai kesalahannya
sudah mem benam di dasar hati.
3. Bacalah kembali pernyataan pada soal pelatihan nomor 2.
Persiapkanlah untuk ber diskusi.
a. Setiap kelompok dapat menyampaikan gagasannya
untuk menanggapi masalah tersebut.
b. Kelompok lain dapat menanggapinya dengan
menyampaikan gagasan tambahan atau sanggahan.
c. Buatlah kesimpulan tentang gagasan ter baik atas
pembahasan masalah ter sebut.
d. Buatlah notula berdasarkan hasil diskusi tersebut secara
berkelompok.
5. Bacalah paragraf berikut. Kemudian, tulislah tanggapan atau
pertanyaan Anda mengenai paragraf berikut.
Betapa kita akan geleng-geleng kepala bila membaca
poster yang dibuat oleh Walhi (Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia) bahwa kerusakan hutan di Indonesia ini dalam satu
menit dapat menciptakan enam lapangan sepakbola! Juga di
televisi, kita membaca imbauan stop penebangan hutan, karena
dalam satu hari negara bisa dirugikan sebesar Rp 83 miliar.
Rumuskan gagasanmu yang muncul setelah membaca
pernyataan tersebut. Tuliskan dalam bahasa yang lugas.
Setelah mengikuti Pelajaran 7 ini, kecepatan membaca
Anda menjadi bertambah dengan latihan membaca ekstensif.
Tak hanya itu, Anda pun semakin mahir menulis karya ilmiah
dari hasil penelitian atau studi pustaka. Kini Anda pun menjadi
lebih percaya diri dalam mengemukakan tanggapan atau
pertanyaan dalam sebuah diskusi karena telah mengetahui tata
cara dan memahami pembentukan serta makna dari konfi
ks.
Refl
eksi
Refl
eksi
Pelajaran 7
Pelajaran 7